Monday, May 1, 2017

Memaafkanmu.

“Tentu aku sudah belajar memaafkan. Dari semua rasa sakit yang pernah kurasakan.
Setelah sebelumnya aku kehilangan. Aku dikecewakan. Ketika sangat dalam aku menempatkan bahkan sebegitu besar aku percayakan dia. Entah dengan tujuan apa akhirnya ia meninggalkan.

Setelah itu, aku bersikeras berusaha lepas. Cara apapun ku lakukan agar setidaknya luka tak pernah lagi tersisa dan membekas.
Mungkin bahwa kukatakan aku terlalu lemah, itu bukan karena diriku tak mampu menjadi kuat dan tegak namun, ku biarkan proses menjadikan aku terbiasa menerima dengan ikhlas.

Sebab aku yakin, cara menyembuhkan hal yang menyakitkan adalah diriku sendiri yang menentukan. Apa ingin terus bertahan atau justru bergegas meninggalkan ketiadaan.
Ya. Memang tak baik dan terlalu larut menjalani hari atas hal yang membuat hati pernah jatuh lalu dijatuhkan.

Dan kini, tentu aku sudah belajar memaafkan dari semua kesalahan di masa lalu. Kubiarkan lembaran lama penuh pilu itu tertutup dan menjadi bagian kisah hidupku.
Aku tak perlu melihatnya lebih dalam dan jauh. Sebab aku sudah berlapang dada menerima untuk tak lagi rapuh.

Sekarang silahkan saja kau datang dan menemuiku lagi. Berbicara seperti kita saat dekat dan saling melempar canda tawa.
Tapi ku mohon, jangan datang sebagai orang yang kembali bersikap seolah punya rasa dan berusaha memegang kendali hatiku dengan caramu seperti dulu. Hingga kau buat aku mengingat luka lama yang kau beri.

Jangan ku mohon.

Sebab aku hanya tak ingin patah hati terulang lebih sakit. Karena kini aku sudah bebas dari masa sulit. Selepas kau membuat hancur semua hal manis menjadi pahit.”

0 comments:

Post a Comment