Sunday, June 18, 2017

Tibalah Saatnya

Aku tidak ingin memaksakan diriku begitu kuat.
Karena melupakan adalah perkara berdamai dengan keadaan.
Aku ingin melaluinya pelan-pelan.
Hingga nanti aku bisa kembali menceritakan tentangmu dengan biasa saja.
Tanpa emosi meluap-luap di dalam dada.

Monday, May 1, 2017

Memaafkanmu.

“Tentu aku sudah belajar memaafkan. Dari semua rasa sakit yang pernah kurasakan.
Setelah sebelumnya aku kehilangan. Aku dikecewakan. Ketika sangat dalam aku menempatkan bahkan sebegitu besar aku percayakan dia. Entah dengan tujuan apa akhirnya ia meninggalkan.

Setelah itu, aku bersikeras berusaha lepas. Cara apapun ku lakukan agar setidaknya luka tak pernah lagi tersisa dan membekas.
Mungkin bahwa kukatakan aku terlalu lemah, itu bukan karena diriku tak mampu menjadi kuat dan tegak namun, ku biarkan proses menjadikan aku terbiasa menerima dengan ikhlas.

Sebab aku yakin, cara menyembuhkan hal yang menyakitkan adalah diriku sendiri yang menentukan. Apa ingin terus bertahan atau justru bergegas meninggalkan ketiadaan.
Ya. Memang tak baik dan terlalu larut menjalani hari atas hal yang membuat hati pernah jatuh lalu dijatuhkan.

Dan kini, tentu aku sudah belajar memaafkan dari semua kesalahan di masa lalu. Kubiarkan lembaran lama penuh pilu itu tertutup dan menjadi bagian kisah hidupku.
Aku tak perlu melihatnya lebih dalam dan jauh. Sebab aku sudah berlapang dada menerima untuk tak lagi rapuh.

Sekarang silahkan saja kau datang dan menemuiku lagi. Berbicara seperti kita saat dekat dan saling melempar canda tawa.
Tapi ku mohon, jangan datang sebagai orang yang kembali bersikap seolah punya rasa dan berusaha memegang kendali hatiku dengan caramu seperti dulu. Hingga kau buat aku mengingat luka lama yang kau beri.

Jangan ku mohon.

Sebab aku hanya tak ingin patah hati terulang lebih sakit. Karena kini aku sudah bebas dari masa sulit. Selepas kau membuat hancur semua hal manis menjadi pahit.”

Thursday, April 6, 2017

Aku selama ini sudah berusaha melupakanmu, dan mengikhlaskan dirimu.

Melupakan semua tentangmu itu tidaklah mudah, meski selama ini kamu hanya menyakitiku, tetapi aku tidak mudah untuk melupakan semua tentangmu begitu saja.

Aku masih terus merasa sakit ketika mengingatmu dan semua ini bukanlah hal yang mudah dan semua ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Masih terasa sakit ketika harus mengingat mu seperti ini, aku tidak pernah tau mengapa selama ini kamu setega ini terhadapku?

Wednesday, April 5, 2017

Teruntuk kamu.

Setelah tidak denganku, semoga harimu lebih menyenangkan. Temuilah seseorang yang lebih keras memperjuangkanmu. Yang lebih tabah memahamimu, melebihi segala hal yang pernah kulakukan untukmu.
Semoga tidak luka yang kau dapatkan. Tidak kesedihan yang berkepanjangan. Nanti, kamu akan mengerti yang pernah mencintaimu ini memiliki arti. Dalam dada dan jiwamu yang tak akan lagi menemukan aku.
Bahagialah selalu.
Senang bisa mengenal dirimu.

Hehe.

i still remember the feeling i felt when i first started talking to you. and falling in love with you was never in my plan.

Friday, March 31, 2017

Melupakanmu ternyata tidak pernah semudah itu.

Aku pernah belajar merelakanmu berkali-kali.
Melepasmu pergi dengan cinta yang lain.
Membiarkan kesempatan memilikimu hilang untukku.
Sebab, kamu berhak bahagia; meski sesungguhnya aku tidak bahagia dengan keputusan itu.
Ketidak-beranianku mengikatmu memberi ruang bagi orang asing yang mendekatimu.


Kupikir hidup akan baik-baik saja. Semua harus berjalan seperti sediakala. Kamu dengan seseorang yang memilihmu. Aku dengan hati baru yang mencoba tumbuh di hidupku. Kuberikan hatiku pada seseorang yang lain. Kubiarkan dia menggantikanmu.
Namun aku keliru.
Melupakanmu ternyata tidak pernah semudah itu.

Wednesday, February 15, 2017

Dan Kita


Dan pagi mungkin akan terasa sedingin ini untuk beberapa musim ke depan. Saat kita berotasi dalam dunia masing-masing, jauh tapi tetap saling memeluk dalam hati. Saat waktu terasa berjalan sangat lambat dan lelah seringkali membuntuti di belakang, bersiap kalau-kalau emosi sedang meradang, berusaha menghancurkan apa yang disebut dengan kita.
Dan hari akan berlalu dengan sangat datar untuk beberapa waktu ke depan. Mungkin akan terasa sulit. Saat aku membutuhkan pelukmu, dan kau membutuhkan genggamanku, tapi kita hanya bisa meretas batas menahan rindu yang tertumpah. Tak apa, berjuanglah kita untuk hari esok. Untuk ketiga jagoan yang kita nantikan, untuk semua pengharapan yang sudah kita ucapkan di depan Tuhan.
Dan malam juga pasti menjadi semakin panjang seiring kealpaan yang sering tak sengaja kita lakukan. Kadang, keraguan muncul. Perasaan tak aman, hingga takut, semua sering meronta dalam hatiku dengan begitu hebat. Lalu ketika lelah ikut menghajarnya dengan rasa duka, aku hanya berusaha mempertahankan sekuat tenaga, menahan ego, mengurung gejolak negatif agar tak berakibat fatal, mengingat kembali hari panjang dan awal yang sudah kita bangun. 
Dan kita, semoga akan terus seiring. Bersama semua kealpaanmu, bersama semua egoku. Bersama setiap kekurangan yang saling kita lengkapi, benahi, dan maklumi. Bertahanlah, Sayang. Aku percaya, hasil tak akan pernah proses. Mungkin kita memang harus bersakit seperti ini, mungkin kita harus terbiasa dengan keadaan yang keras, bukan untuk melemahkan tapi justru menguatkan kita. Semoga sabarmu masih cukup mampu menerima setiap titik-titik kesalahanku, semoga rasa takutku tak lagi menggoyahkan keyakinanmu untuk kita.