Dan pagi mungkin akan terasa sedingin ini untuk beberapa musim ke depan.
Saat kita berotasi dalam dunia masing-masing, jauh tapi tetap saling
memeluk dalam hati. Saat waktu terasa berjalan sangat lambat dan lelah
seringkali membuntuti di belakang, bersiap kalau-kalau emosi sedang
meradang, berusaha menghancurkan apa yang disebut dengan kita.
Dan hari akan berlalu dengan sangat datar untuk beberapa waktu ke depan.
Mungkin akan terasa sulit. Saat aku membutuhkan pelukmu, dan kau
membutuhkan genggamanku, tapi kita hanya bisa meretas batas menahan
rindu yang tertumpah. Tak apa, berjuanglah kita untuk hari esok. Untuk
ketiga jagoan yang kita nantikan, untuk semua pengharapan yang sudah
kita ucapkan di depan Tuhan.
Dan malam juga pasti menjadi semakin panjang seiring kealpaan yang
sering tak sengaja kita lakukan. Kadang, keraguan muncul. Perasaan tak
aman, hingga takut, semua sering meronta dalam hatiku dengan begitu
hebat. Lalu ketika lelah ikut menghajarnya dengan rasa duka, aku hanya
berusaha mempertahankan sekuat tenaga, menahan ego, mengurung gejolak
negatif agar tak berakibat fatal, mengingat kembali hari panjang dan
awal yang sudah kita bangun.
Dan kita, semoga akan terus seiring. Bersama semua kealpaanmu, bersama
semua egoku. Bersama setiap kekurangan yang saling kita lengkapi,
benahi, dan maklumi. Bertahanlah, Sayang. Aku percaya, hasil tak akan
pernah proses. Mungkin kita memang harus bersakit seperti ini, mungkin
kita harus terbiasa dengan keadaan yang keras, bukan untuk melemahkan
tapi justru menguatkan kita. Semoga sabarmu masih cukup mampu menerima
setiap titik-titik kesalahanku, semoga rasa takutku tak lagi
menggoyahkan keyakinanmu untuk kita.